Senin, 28 Februari 2011

Berbagai Macam Cara Mengajar yang Baik

Menurut John W. Santrock ada beberapa macam cara mengjar yang dapat digunakan dalam mengajar, yaitu :

  • Instruksi Langsung (direct instruction) : pendekatan teacher-centered yang tersturuktur yang dicirikan oleh arahan dan kontrol guru ekspektasi guru yang tinggi atas kemajuan murid, maksimalisasi waktu yang dihabiskan murid untuk tugas-tugas akademik, dan usaha oleh guru untuk meminimalkan pengaruh negatif terhadap murid (Joyce & Weil, 1996)
Beberapa strategi pembelajaran yang merefleksikan intruksi langsung adalah,


  •  Advance organizer : aktivitas dan teknik pengajaran dengan membuat kerangka pelajaran dan mengorientasikan murid pada materi sebelum materi itu diajarkan (Ausubel, 1960). Advance terbagi 2,yaitu :
  1. Expository advabce organizer : memberi murid pengetahuan yang akan mengorientasikan mereka ke pelajaran yang akan datang.
  2. Comparative advance organizer : memperkenalkan materi baru dengan mengaitkannya dengan apa yang sudah diketahui murid.
  • Pengajaran, penjelasan dan demonstrasi. Pengajaran denan paparan/ceramah (lecturing), penjelaan dan demonstrasi adalah aktivitas yang biasa dilakukan guru dalam pendekatan intruksi langsung.
  • Pertanyaan dan diskusi. Dalam menggunakan strategi ini adalah penting untuk merespons setiap kebutuhan pembelajaran murid sembari menjaga minat dan perhatian kelompok.Dalam sebuah studi dikatakan bahwa murid lelaki cenderung mendominasi diskusi ketimbang murid perempuan.
  • Mastery Learning (pembelajaran penguasaan materi) : pembelajaran satu konsep atau topik secara menyeluruh sebelum pindah ke topik lain yang lebih sulit. Mastery learning bisa lebih bermanfaat dalam pembelajaran remedial reading karena program mastery learning yang rapi akan membuat murid isa melangkah maju berdasarkan keahlian mereka, motivasi dan waktu mereka.
  • Seatwork ("tugas dibangku kelas") : menyuruh semua murid atau sebagian besar murid untuk belajar sendiri-sendiri dibangku mereka.
Demikianlah ragam model pembelajran yang dibahas dalam buku John W. Santrock. Selain itu saya juga akan sedikit membahas apa yang dikatakan oleh Munir dalam bukunya mengenai ragam model pembelajaran yang dapat digunakan. Munir akan lebih mengacu kepada ragam model pembelajaran dengan menggunakan teknologi atau e-learning.

Dewasa ini sudah mulai banyak guru ataupun dosen yang menggunakan teknologi e-learning untuk proses belajar mengajar dalam kelas. Walaupun sebenarnya perkembangan ini hanya terjadi didaerah perkotaan saja. Adapun beberapa produk teknologi e-learning yang dapat kita gunakan untuk pembelajaran adalah :
  1. Audio Conreferencing : interaksi atau konferensi langsung dalam bentuk audio (suara) anatar 2 orang atau lebih yang berada pada tepat yang berbeda, bahkan dapat melibatkan peserta yang banyak pada lokasi yang tersebar dan berbeda. Teknologi yang digunakan adalah sarana telepon.
  2. Videobroadcasting. Ini adalah teknologi interaktif yang bersifat satu arah (komunikasi linier). Program ini lebih banyak digunakan dibandingkan dengan audio conreferencing karena program ini melibatkan banyak indera yang akan membuat pembelajaran lebih mudah untuk dimengerti. Peserta mengikuti program ini dengan cara melihat dan mendengar pesawat televisi yang terhubung ke stasiun (broadcaster) tertentu melalui antena biasa atau parabolayang dilengkapi decorder khusus.
  3. Videoconferencing. Teknologi multimedia ini memungkikan pesertanya untuk dapat melihat,mendengar, dan bekerja sama secara langsung dengan menggunakan multimedia (video,audio,dan data).
  4. Jenis aplikasi e-learning berbasis open source ada 2, yaitu :moodle dan atutor.
Kelebihan pembelajaran dengan menggunakan teknologi e-learning.
  1. Meningkatakan interaksi pembelajaran
  2. Mempermudah interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja
  3. Memilki jangkauan yang lebih luas
  4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran
 Dari uraian diatas saya memiliki pertanyaan, " Mengapa berdasarkan studi yang dilakukan oleh Becker (1981) dan Jones&Wheatley (1990) pada 10 sekolah menengah atas menyimpulkan bahwa murid lelaki lebih mendominasi diskusi ketimbang murid perempuan? Hal ini sepertinya kurang sesuai dengan yang terjadi pada sekolah saya "

Asumsi sementara saya adalah,

Bila kita ingin membahas mengapa Becker dan peneliti lainnya mengatakan bahwa murid laki-laki lebih mendominasi diskusi ketimbang murid perempuan adalah hal yang mungkin terjadi. Adanya perbedaan gender memungkinkan hal ini terjadi. Menurut saya ini terjadi karena murid laki-laki mungkin memiliki cara berfikir yang lebih luas dan kritis dibandingkn dengan murid perempuan. Murid perempuan mungkin lebih cenderung pasif dan malu-malu. Sedangkan murid laki-laki lebih aktif adan berani.Tetapi disisi lain saya sedikit bertanya, kenapa dulu pada saat saya masih menjadi murid disalah satu sekolah menengah atas di Medan, hal ini tidak terjadi. Malahan murid perempuan cenderung aktif dan tertarik dibanding murid laki-laki. Hal ini menurut saya juga dapak dari dominansi murid perempuan yang memegang juara kelas. Murid erempuan cenderung lebih tekun dari murid laki-laki. Apalagi saya melihat bahwa penelitian tersebut dilakukan diluar Indonesia dan pada tahun 80an. Manusia pada hakikatnya berkembang dan masyarakat itu bersifat dinamis. Maka sangat mungkin perbedaan hasil penelitian berbeda dengan yang terjadi sekarang. Tetapi diluar dari itu semua baik murid laki-laki dan murid perempuan memiliki hak yang dan kesempatan yang sama dalam diskusi untuk memberikan opininya. Perbedaan gender bukanlah masalah.

Demikianlah pertanyaan asumsi sementara saya mengenai ragam model pembelajaran.

Daftar Pustaka
Santrock, John W.2010.Psikologi Pendidikan Edisi Kedua.Jakarta : Kencana
Munir.2008.Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.Bandung : Alfabeta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar