Jumat, 22 April 2011

Perbedaan Psikologi Sekolah dan Psikologi Pendidikan


Psikologi Sekolah
Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi.Sebuah aspek kunci dari pekerjaan psikolog sekolah adalah pengujian sebagian besar anak-anak yang mengalami kesulitan di sekolah, untuk mencoba mendiagnosis masalah dan kadang-kadang untuk menyarankan cara-cara menghadapi masalah.  Psikolog Sekolah juga bekerja sama dengan guru untuk mengembangkan intervensi yang efektif untuk anak-anak dalam masalah akademis, emosional, dan perilaku. Beberapa menyediakan konseling individu dan kelompok. Kebanyakan sekolah psikolog dilatih di departement pendidikan, namun ada juga yang dilatih di departement-departement psikologi.
Beberapa tugas psikolog sekolah adalah :
1.      Membantu pendidik dalam melaksanakan kelas yang aman, kelas sehat di lingkungan sekolah;
2.      Mengasuh, memberi strategi pemecahan masalah, penyalahgunaan zat, dan topik lainnya yang berkaitan dengan sekolah sehat;
3.      Melakukan penelitian tentang instruksi yang efektif, manajemen perilaku, program-program sekolah alternatif, dan intervensi kesehatan mental;
4.      Intervensi langsung dengan siswa dan keluarga melalui konseling individu, kelompok pendukung, dan pelatihan keterampilan;
5.      Mengkomunikasikan hasil evaluasi psikologis untuk orang tua, guru, dan lain-lain sehingga mereka dapat memahami sifat kesulitan siswa dan bagaimana untuk melayani kebutuhan siswa;
6.      Bekerja dengan berbagai masalah emosional dan akademik mahasiswa;
7.      Melayani satu atau beberapa sekolah di daerah sekolah atau bekerja untuk sebuah pusat kesehatan mental masyarakat dan / atau dalam lingkungan universitas.


Psikologi Pendidikan
Dalam banyak studi, secara singkat, psikologi pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang mengaplikasikan ilmu psikologi dalam dunia belajar dan guru. Psikologi pendidikan merupakan gabungan dari dua bidang studi yang berbeda.
Pertama adalah psikologi yang mempelajari segala sesuatu tentang pikiran dan perilaku manusia serta hubungannya dengan manusia. Tentu saja tidak hanya mempelajari manusia dalam kesendiriannya, melainkan juga mempelajari manusia dalam hubungannya dengan manusia lain.
Kedua adalah pendidikan itu sendiri atau lebih khusus adalah sekolah. Jadi, sebagai sebuah subdisiplin ilmu sendiri dalam psikologi, psikologi pendidikan
memfokuskan diri pada pemahaman proses pengajaran dan belajar yang mengambil tempat dalam lingkungan formal.

Psikologi pendidikan berminat pada teori belajar, metode pengajaran, motivasi, kognitif, emosional, dan perkembangan moral serta hubungan orangtua anak. Selain itu psikologi pendidikan juga mendalami sub-populasi yaitu anak-anak gifted dan yang dengan kebutuhan khusus. Ahli lain menambahkan bahwa psikologi pendidikan berguna dalam penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas, pengembangan dan pembaruan kurikulum, ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan, sosialisasi proses dan interaksi proses itu dengan pendayagunaan kognitif dan penyelenggaraan pendidikan keguruan. Karena berkecimpung di ranah sekolah, istilah psikologi pendidikan dan psikologi sekolah sering dipertukarkan.

Beberapa tugas psikolog pendidikan adalah :

1.      Menilai pembelajaran dan kebutuhan emosional dengan mengamati dan konsultasi dengan tim multi-lembaga untuk memberikan saran tentang pendekatan terbaik dan ketentuan untuk mendukung pembelajaran dan pengembangan;
2.       Mengembangkan dan mendukung program pengelolaan terapi dan perilaku;
3.      Merancang dan mengembangkan kursus untuk orang tua, guru dan lain-lain yang terlibat dengan pendidikan anak-anak dan remaja pada topik-topik seperti bullying;
4.      Menulis laporan untuk membuat rekomendasi formal tentang tindakan yang akan diambil, termasuk pernyataan formal;
5.      Memberikan saran, negosiasi, membujuk dan mendukung guru, orang tua dan profesional pendidikan lainnya;
6.      Menghadiri konferensi kasus yang melibatkan tim multidisipliner tentang cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan sosial, emosional, perilaku dan pembelajaran anak-anak dan kaum muda dalam perawatan mereka;
7.      Penghubung dengan profesional lain dan memfasilitasi pertemuan, diskusi dan kursus;
8.       Melakukan penelitian aktif;

Perbedaan Psikologi Sekolah dan Psikologi Pendidikan

Jadi perbedaan antara psikologi sekolah dengan psikologi pendidikan adalah Teoris dan peneliti lebih diidentifikasi sebagai psikolog pendidikan, sementara praktisi di sekolah lebih diidentifikasi sebagai psikolog sekolah. Psikologi pendidikan mengambil masalah-masalah yang dialami oleh orang muda dalam pendidikan yang mencakup masalah kesulitan belajar atau masalah emosi dan sosial. Mereka mengambil tugas untuk membantu proses belajar anak dan memampukan guru menjadi lebih sadar akan faktor-faktor social yang berkatinan dengan pengajaran dan belajar. Psikolog pendidikan biasa bekerja di lingkungan sekolah, perguruan tinggi dan di lingkungan pendidikan anak, terutama bekerja dengan guru dan orang tua. Mereka dapat bekerja secara langsung dengan anak (misal memeriksa perkembangan, memberikan konseling) dan secara tidak langsung (dengan orang tua, guru dan profesional lainnya). Karena harus bekerja dengan manusia, psikolog pendidikan haruslah familier dengan pendekatan-pendekatan tradisional tentang studi perilaku, humanistik, kognitif dan psikoanalis.
DAFTAR PUSTAKA






KONSELING DI PENDIDIKAN TINGGI

        Peubahan dari sekolah lanjutan ke pendidikan tingi sering tidak disadari oleh para mahasiswa baru. Banyak mahasiswa salah menyikapi situasi baru yang jauh berbeda dari situasi belajar disekolah lanjutan, sehingga memilih orientasi, sikap dan kebiasaan belajar yang keliru. Bila selama disekolah dasar dan lanjutan, kegiatan diatur dan dipantau oleh sekolah dengan jadwal belajar jam 7 pagi sampai jam 1 siang, di PT dituntut kemandirian untuk menentukan cara dan kapan belajar. Adanya orientasi pengenalan kampus untuk mahasiswa baru, sangat penting bagi pemanfaatan fasilitas kampus secara maksimal, demi tercapainya tujuan belajar dan tujuan perkembangan pribadi. Pada orientasi kampus inilah saatnya memperkenalkan fasilitas konseling bagi mahasiswa.
         Tujuan konseling di PT bagi mahasiswa menurut G.W. Young (1970) adalah:
  1. Membantu mahasiswa mengambil keputusan mengenai pilihan karir, pilihan program pendidikan, dan masalah lain yang menyangkut keputusan pendidikan
  2. Memungkinkan mahasiswa lebih efektif dalam beinteraksi dengan orang lain, seperti teman sebaya, dosen, orang tua
  3. Membantu mahasiswa mendapat pemahaman diri dan penerimaan diri
  4. Membantu mahasiswa untuk meningkatkan keterampilan dari segi akademik maupun sosial
  5. Memberi dukungan mahasiswa mengatasi krisis emosional
        Biro konsultasi mahasiswa diharapkan dapat melayani semua mahasiswa dari berbagai usia, status sosial ekonomi, etnik/suku, agama, dan budaya. Dengan bertambah banyaknya mahasiswa yang berasal dari lingkungan keluarga non akademik (orang pertama dalam lingkungan yang sebelumnya tidak ada yang belajar di pendidikan tinggi), perlu ada konselor yang peka terhadap masalah-masalah yang mereka hadapi.
       Pelayanan yang paling sering dijumpai di biro konsultasi mahasiswa adalah masalah disekitar pendidikan vokasional dan penyesuaian sosial psikologi pribadi. Dibeberapa kampus diluar negri, pelayanan ini terpisah, yaitu ada pusat pelayanan vokasional dan yang lain pusat pelayanan penyesuaian diri bagi mahasiswa.
        Pelayanan lain bagi mahasiswa adalah berupa penyelenggaraan pelatihan kelompok kecil untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial, akademik, atau emosional. Pelayana lain yang juga sering disebut-sebut adalah pemberian disiplin kepada mahasiswa. Mahasiswa yang melanggar aturan kampus yang tidak dianggap kriminal (berdasarkan keputusan dewan pertimbangan), tetapi diperlakukan sebagai mahsaiswa yang membuat kekeliruan.
       Seperti dalam konseling di jenjang pendidikan yang lebih rendah, mengevaluasi efektivitas konselor juga mengelami kesulitan. Salah satu kesulitannya adalah menetukan kriteria keberhasilan terkait dengan efektivitas konseling. Meski tidak akurat, 2 kriteri berikut adalah saran untuk mengukur secara umum efektivitas program konseling :
  1. Reputasi umum pusat konseling/biro konsultasi dikalangan mahasiswa maupun dosen.
  2. Penggunaan studi follow-up klien-klien yang telah mendapat konsultasi, berdasar keberhasilan dalam studi maupun setelah bekera. 
     Mungkin cara yang terbaik untuk mengevaluasi suau biro konsultasi adalah adanya akreditasi. Dan diluar negeri ada badan akreditasi yang didirikan oleh asosiasi konselor.

DAFTAR PUSTAKA
Sukadji, Soetarlinah.2000.Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah.Depok: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (L.P.S.P3) Fakultas Psikologi Universitas indonesia.

Selasa, 19 April 2011

Pentingnya Bimbingan di Sekolah Dasar

       Perkembangan diberbagai negara sekarang menunjukan bahwa program bimbingan di sekolah dasar yang terorganisasi sama pentingnya dengan program bimbingan di sekolah lanjutan. Bimbingan merupakan bagian integral dari keseluruhan pendidikan, dan merupakan pelayanan yang bersifat positif, bukan bersifat korektif. Agar bimbingan ini efektof, bimbingan ini perlu tersedia terus menerus sejak kontak anak pertama anak dengan sekolah sampai peserta didik mendapat tempat dalam lapangan pekerjaan atau ke pendidikan lanjutan.
       Tujuan utama bimbingan di SD adalah membantu anak,
  1. Menguasai bahan ajaran tuntutan kurikuler
  2. Membuat pilihan dan menetukan bahan ajaran ajaran yan cocok
  3. Memiliki sikap-pandangan belajar yang mendukung
  4. Mempunyai pola belajar yang mendukung, dan
  5. Memecahkan masalah-masalah belajar yang dihadapi murid
       Pada masa sekarang tekanan usaha adalah untuk mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya manusia seoptimal mungkin, karena diperlukan identifikasi yang efektif dan lebih dini mengenai perbedaan individual. Identifikasi sejak dini  ini semakin populer setelah erbukti bahwa bimbingan sejak SD efektif karena: (a) anak-anak masih fleksibel dan masalah-masalah belum sempat berakar dalam, (b) pada masa ini orang tua lebi9h melibatkan diri dengan pendidikan anak dan pendidikan sekolah, (c) masih banyak waktu bagi anak yang perlu dibantu memahami diri sendiri.
        Ketika kita berhadapan dengan anak SD kita juga harus sadar bahwa kwbutuhan emosional mereka juga harus diperhatikan. Kebutuhan untuk rasa belonging, prestasi, sekuriti secara ekonomik, cinta dan kasih sayang, dan kebutuhan untuk bebas dari ketakutan dan dari perasaan bersalah sampai taraf tertentu, dan kebutuhan unutk self-respect dan memahami diri sendiri.
         Hal-hal penting lainnya yang harus dilakukan oleh psikolog sebagai konsultan pembimbing anatara lain adalah :
  1. Melakukan diagnostic bagi anak-anak yang memiliki masalah
  2. Melakukan konseling bagi anak-anak yang mengalami kesulitan pribadi dalam kehidupan sekolah
  3. Membantu mencarikan bantuan bagi anak-anak tidak mampu yang membutuhkan perlengka[pan sekolah maupun perlengkapan lainnya
  4. Konsultasi dengan guru, kepala sekolah, orang tua dan membantu mereka memahami perkembangan anak normal maupun perkembangan anak bermasalah
  5. Memberikan penatran atau ceramah-ceramah kepada guru mengenai perkembangan dan prilaku anak normal, dalam pengelolaan kelas, kesehatan mental, pelaksanaan interpretasi berbagai tes, pemeliharaan dan penggunaan catatan kumulatif, teknik wawancara, maupun bantuan-abantuan lain yang diperlukan guru unutk menjalankan tugas sebagai pendidik maupun pembimbing
  6. Melakukan penelitian dan evaluasi efektivitas program bimbingan
    Dalam melakukan tugas sebagai konsultan ini biasanya psikolog dapat dibantu atau diwakili oleh guru-guru bimbingan atau guru-guru yang sudah berpengalaman. Perlu diingat pula bahwa peran guru dalam bimbingan juga sangat penting. Guru adalah penaggung jawab tunggal terhadap suasana belajar bagi kelas sebagai kelompok, dan bagi masing-masing murid dalam kelompok. Suasana belajar yang favorabel memungkinkan terjadinya proses belajar dan proses perkembangan diri, Jadu guru berpengaruh terhadap kehidupan dan kepribadian murid-murid. 
      Sayangnya hal yang telah diuraikan diatas belum sepenuhnya disadari oleh semua institusi sekolah. Masih banyak sekolah-sekolah yang tidak memnggunak sistem bimbibgan sekolah atau konselor. Beberapa sekolah ada yang berfikir bahwa jika hanya untuk memecahkan masalh prilaku siswa, lebih baik bila meminta jasa luar sekolah yang menyelesaikannya. Karena hal ini dianggap lebih murah dan mudah. Tetapi kenyataanya adalah sekolah membutuhkan pencegahan serius dan memantapkan iklim belajar yang mendukung perkembangan secara optimal manusia seutuhnya, maka diperlukan adanya program bimbingan yang terpadu denag program bimbingan di tiap sekolah. Hal ini bisa diwujudkan secara perlahan dengan melakukan pelatihan bagi guru untuk mengerti apa itu program bimbingan sekolah. Dewasa ini sudah mulai bermunculan dan banyak sekolah-sekolah yang melakukan pelatihan tersebut. Dan saya berharap agar program bimbingan sekolah ini bisa diterapkan di tiap sekolah karena mengingat manfaat dan kebutuhan anak didik yang memang memerlukan hal tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Sukadji, Soetarlinah.2000.Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah.Depok: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (L.P.S.P3) Fakultas Psikologi Universitas indonesia.
   

Senin, 11 April 2011

PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

pelajar yang " tidak biasa " adalah anak-anak yang memilki gangguan atau ketidakmampuan dan anak-anak yang tergolong berbakat. Pengelompokkan ketidakmampuan dan gangguan (disorder) sebagai berikut :
1. Gangguan indra. Gangguan ini mencakup gangguan atau kerusakan penglihatan dan pendengaran
2. Gangguan fisik. Gangguan fisik anak antara lain adalah gangguan ortopedik, cerebral palsy, dan gangguan   kejang-kejang.
  • Ortopedik. Gangguan ini biasanya berupa keterbataan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah otot, tulan atau sendi
  • Cerebral palsy : gangguan berupa leahnya koordinasi otot, tubuh sangat lemah, atau bicaranya tidak jelas.
  • Gangguan kejang-kejang, Jenis yang paling sering dijumpai adalah epilepsi, gangguan saraf yang biasanya ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor atau kejan-kejang
3. Retardasi Mental : Kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan (biasanya nilai IQnya dibawah 70) dan sulit berdaptasi dengan kehidupan sehari-hari. Faktor penyebab dari retardasi mental adalah genetik dan kerusakan otak.
4. Gangguan bicara dan bahasa. Gangguan bicara berupa gangguan artikulasi, gangguan suara, dan gangguan kefasihan bahasa. Dan gangguan bahasa seperti kesulitan menerima informasi dan mengekspresikan bahasa.
  • Gangguan artikulasi : problem dalam melafalkan suara secara benar
  • Gangguan suara : Gangguan dalam menghasilkan uapan, yakni ucapan yang keras, terlalu keras, terlalu timggi atau terlalu rendahnya nada
  • Gangguan kefasihan : gangguan yang biasa disebut "gagap"
5. Ketidakmampuan Belajar
    Ketidakmampuan dimana anak: 1. punya inteligensi normal atau diatas rata-rata; 2. kesulitan setidaknya dalam satu atau beberapa mata pelajaran; 3. tidak punya problem atau gangguan lain, seperti retardasi mental yang menyebabkan kesulitan. Beberapa contoh yang paling umum adalah dyslexia, yaitu kerusakan berat dalam kemampuan membaca dan mengeja.
6. Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD) : bentuk ketidakmampuan anak yang ciri-cirinya antara lain 1. kurang perhatian; 2. hiperaktif; 3. impulsif.
7. Gangguan perilaku dan emosional. Problem serius dan terus-menerus yang berkaitan dengan hubungan, agresi, depresi, kecemasan, ketakutan yang berkaitan dengan persoalan pribadi atau sekolah, dan juga berhubungan dengan karakteristik sosio-emosional.
  • Depresi : jenis gangguan mood dimana pengidapnya merasa dirinya tak berharga sama sekali, percaya bahwa keadaan tidak akan pernah membaik, tampak lesu dan tidak bersemangat dalam jangka waktu yang lama.
  • Kecemasan (anxiety) : perasaan yang tidak menetu sekaligus tidak menyenangkan (Kowalski, 2000).
Pendidik dan peneliti semakin mengakui pentingnya guru dan orang tua untuk bersama-sama membantu pembelajaran siswa yang menderita ketidakmampuan (Hardman, Drew, & Egan, 2002; Williams & Carteledge, 1997). Individual with Diabilities Education Act (IDEA), menyatakan bahwa perangkat teknologi bisa isediakan untuk murid penderita ketidsakmampuan demi memastikan pendidika gratis dan tepat. 2 tipe teknologi yang dapat digunakn untuk meningkatkan pendidikan anak dengan ketidakmampuan adalah teknologi instruksional ( berupa berbagai tipe hardware dan software, dikombinasikan dengan metode pengajaran yang inovatif, untuk mengakomodasi kebutuhan belajar dikelas dan teknologi bantuan ( berupa beragam perangkat dan pelayanan untuk membantu murid penderita ketidakmampuan agar bisa berkomunikasi dilingkungan mereka.

Anak Berbakat
Anak dengan kecerdasan di atas rata-rata (biasanya didefinisikan memiliki IQ 130 atau lebih) dan/ atau punya bakat unggul di beberapa bidang seperti seni, musik, atau matematika. Ciri-ciri anak berbakat :
1. Dewasa lebih dini ( precocity )
2. Belajar menuruti kemauan mereka sendiri
3. Semangat untuk menguasai

Terdapat 4 opsi program pendidikan untuk anak berbakat ( Hertzog, 1998) :
1. Kelas khusus
2. Akselerasi dan pengayaan di kelas reguler
3. Program mentor dan pelatihan
4. Kerja/studi/program pelayanan masyarakat

Daftar Pustaka
Santrock, John W.2010.Psikologi Pendidikan Edisi Kedua.Jakarta: Kencana

Kamis, 07 April 2011

FENOMENA PENDIDIKAN

                Di Indonesia, banyak terjadi fenomena pendidikan. Fenomena pendidikan ini tidak sepenuhnya positif, namun ada juga beberapa fenomena pendidikan negatif. Berikut 3 fenomena pendidikan yang tengah hangat dibicarakan di Indonesia.

Fenomena RSBI
                                                         
RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) menjadi salah satu fenomena pendidikan di Indonesia. Sekolah berlomba-lomba agar dapat menjadi salah satu sekolah RSBI. Sekolah RSBI I ini tentunya akan menjadi sekolah dengan kualitas pengajaran yang baik. Selain itu, sekolah ini akan didukung fasilitas teknologi dan juga menggunakan bahasa asing dalam penyampaian materi. Orang tua dan anak murid pun berlomba-lomba agar si anak dapat masuk ke sekolah RSBI ini.

PEMBAHASAN
Berdasarkan psikolgi pendidikan, sekolah RSBI harus memenuhi syarat sekolah yang berkualitas. Disini peran guru sangatlah penting dimana mengajar adalah hal yang kompleks dan murid-murid itu bervariasi sehingga guru harus mengajar efektif untuk semua hal (Diaz, 1997). Guru disekolah RSBI harus memiliki pengetahuan dan keahlian professional lalu komitmen dan motivasi. Selain itu, sekolah RSBI juga harus memperhatikan penataan ruang kelas untuk mendukung aktivitas belajar mengajar (Crane, 2001; Fickes, 2001). Misalnya dalam hal penataan kelas yang harus efisien seperti gaya auditorium, tatap muka, off-set, seminar, dan klaster (Renne,1997)
Berdasarkan teori pendidikan keluarga, terutama orang tua akan merasa bangga jika anak nya dapat bersekolah di sekolah RSBI. Orang tua akan merasa tenang jika anaknya mendapatkan pengajaran dengan kualitas yang baik. Terkadang hal ini akan berdampak ke anak ketika orang tua memaksakan kehendaknya agar anak belajar dengan keras agar dapat masuk ke sekolah RSBI. Si anak bias saja terbebani dengan desakan orang tua ini sehingga tidak jarang si anak merasa terpuruk jika ia tidak lulus tes masuk sekolah itu. Padahal orang tua seharusnya tidak perlu memaksakan anak nya untuk dapat masuk ke sekolah RSBI karena tidak sedikit sekolah lain yang nyatanya mempunyai kualitas yang baik. Sebaiknya orang tua mempercayakan ini pada kemampuan si anak dan mendampingi nya dalam belajar.
Berdasarkan teori pendidikan bimbingan belajar, sekolah RSBI dapat menyediakan pengajaran yang berkualitas dan ditunjang dengan fasilitas yang baik. Hal ini baik untuk kemajuan pendidikan si anak. Contohnya saja penggunaan bahasa asing dalam penyampaian materi yang tentunya akan meningkatkan kemampuan conversation anak. Selain itu, sekolah RSBI harusnya menggunakan teknologi dalam pembelajaran.

FULL DAY SCHOOL, KUATKAH KITA?

Saat ini banyak pihak yang berusaha menyoroti sistem pendidikan nasional kita dari berbagai sudut pandang. Pro dan kontra sudah menjadi hal yang biasa, terutama jika dikaitkan dengan kebingungan pemerintah, pengamat, pemerhati, atau bahkan guru sendiri sebagai pelaku pendidikan di Indonesia tentang akan dibawa kemana pendidikan Indonesia ini. Walaupun Undang-Undang Dasar negara Indonesia sudah dengan tegas menerangkan hal yang terkait dengan pendidikan, namun pada kenyataannya kita belum memiliki orientasi yang jelas dalam mengejawantahkan penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Faktanya adalah orientasi penyelenggaraan pendidikan di Indonesia masih belum dapat menciptakan pemerataan untuk semua lapisan masyarakat.
Hingga saat ini banyak lahir pendekatan-pendekatan baru dalam pendidikan kita. Di satu sisi, ini adalah hal yang cukup menggembirakan karena artinya anak-anak kita akan mendapatkan peluang yang lebih baik untuk mempelajari segala hal dibandingkan jaman kita sekolah dulu. Tetapi jja kita lihat dari sisi lain. Kita akan menemukan beberapa hal yang kurang menyenagkan sebagai konsekuensi dari full ay school. Full day school adalah sistem sekolah modern dengan jam belajar yang penuh. Artinya anak-anak akan menghabiskan hambir semua waktunya disekolah. Kita bisa mengkaji lebih dalam hal ini dari perspektif psikologi pendidikan, keluarga maupun bimbingan belajar.

PEMBAHASAN
Fenomena pendidikan full day school. Bila hal ini dikaji melalui teori psikologi pendidikan, bisa dikatakan full day school baik untuk mendidik anak. Selain itu anak kan mendapatkan pendidikan yang bervariasi dan lain dari pendidikan disekolah dengan program reguler. Tetapi dengan syarat, full day school benar-benar memperhatikan kebutuhan pada masa remaja. Anan-anak tetap mendapatkan isitirahat yang cukup. Tetap bisa bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini sangat penting. Karena manusia pada hakikatnya dalah makhluk sosial.
Jika full day school dikaji melalui teori keluarga. Pertama, orang tua tidak akan merasa khawatir, karena anak-anak akan berada seharian di sekolah yang artinya sebagian besar waktu anak adalah untuk belajar. Ketiga, orang tua tidak akan takut anak akan terkena pengaruh negatif karena untuk masuk ke sekolah tersebut biasanya dilakukan tes (segala macam tes) untuk menyaring anak-anak dengan kriteria khusus (IQ yang memadai, kepribadian yang baik dan motivasi belajar yang tinggi). Keempat, tentu saja akan meningkatkan gengsi orang tua yang memiliki orientasi terhadap hal-hal yang sifatnya prestisius. Kelima, obsesi orang tua akan keberhasilan pendidikan anak (karena mereka berpikir jika anak mau pandai harus dicarikan sekolah yang bagus, dan sekolah bagus itu adalah yang mahal) memiliki peluang besar untuk tercapai.
Menurut teori bimbingan belajar, full day school memberikan peluang yang cukup besar bagi pihak pengajar untuk memberikan materi pembelajran dengan waktu yang cukup luang. Selain itu pihak pengajar dan sekolah bisa terus memantau perkembangan anak.

Rendah, Minat Anak Pesisir Bersekolah

Mengapa minat anak di pesisir pantai untuk sekolah masih rendah ? Dan apa yang menjadi faktor tersebut , apakah orang tua tidak mau menyekolahkan anaknya atau anaknya yang tidak mau?
Menurut saya sendiri hal tersebut disebabkan karena orang tua kurang memperdulikan masa depan si anak , karena bagi mereka sekolah tidak menguntungkan .
Selain itu bagi anak – anak yang ada dipesisir pantai mereka lebih baik berkerja bila dibandingkan dengan belajar . Mereka menganggap bahwa sekolah tidak menghasilkan uang sedangkan berkerja mereka bisa mendapat uang . Orang tua pun bahkan tidak perduli terhadap masa depan anak –anaknya . Bahkan orang tua menyuruh anaknya untuk berkerja dari pada sekolah .  Rata – rata yang tidak sekolah adalah anak – anak yang berada disekitar pantai . Padahal program pemerintah untuk sekolah gratis telah dibuat tetapi kemauan orang tua yang tidak ada, hanya 40 persen yang bersekolah. Sisanya putus sekolah atau bahkan tidak pernah mengenyam pendidikan formal. 60-70 persen anak-anak lulusan sekolah dasar (SD) tidak melanjutkan ke sekolah menengah pertama (SMP). Bahkan, hanya 10 persen dari anak-anak yang melanjutkan SMP yang mau dan didorong orangtuanya bersekolah ke jenjang sekolah menengah atas dan kejuruan.

PEMBAHASAN
Bila dikaitkan dengan teori pendidikan, pendidikan di pesisir pantai sebenarnya sudah diperhatikan pemerintah tetapi dorangan dari  orang tua sangat rendah . walaupun ada sekolah gratis tetap aja orang tua tidak mau . karena mereka mengangap bahwa sekolah tidak menghasilkan uang dari pada bekerja . padahal pendidikan sangat berguna untuk masa depan dan dapat memperbaiki ekonomi keluarga . 
Bila dikaitkan dengan teori keluarga, keluarga lebih mendukung anak sebagai pencari makan daripada sekolah, selain itu orang tua pun tidak pernah menyuruh atau memaksa anaknya untuk memperoleh pendidikan . bahkan anak yang sudah sekolah pun terpaksa berhenti karena orang tua yang tidak punya biaya lagi. Padahal pemerintah telah membuat sekolah gratis tetapi tetap saja orang tua tidak peduli terhadap masa depan anaknya.

Bila dikaitkan dengan bimbingan belajar, tidak adanya sosialisi dari pihak pembimbing sehingga mereka tidak tahu bagaimana pendidikan itu dan orang tua pun tahu bahwa sekolah sebagai tempat  belajar tetapi tidak melaksanakan kewajiabnnya sebagai orang tua. Dan pemerintah pun harus bisa membuat suatu perubahan agar anak – anak yang berada di sekitar pantai dapat menuntut ilmu dan bersekolah. Sosialisasi yang dibuat oleh pemerintah dengan orangtua secara langsung mungkin dapat membuat orang tua mengerti dengan pendidika.

Daftar Pustaka
Santrock, John W.2010.Psikologi Pendidikan Edisi Kedua.Jakarta: Kencana

Selasa, 05 April 2011

FENOMENA & TEORI PENDIDIKA ANAK USIA DINI

Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang diberikan bagi anak-anak usia di bawah lima tahun.
Dimulai dengan kelompok kecil enam anak, menggunakan materi Froebel dan menghafal permainan jari dirumah Watertown milik Mrs. Margareth Schurz 1856, sekolah unuk anak balita tumbuh dan menyebar di Amerika. Disponsori oleh 50 negara bagian , pembelajaran ini sudah umum  untuk hampir semua anak usia lima tahun dan untuk 60% lebih anak usia empat tahun di Amerika. Program pendidikan anak usia dini, kadang disebut usia program prasekolah atau pengayaan, diberikan kepada banyak anak usia 3 tahun dan 4 tahun. Walaupun banyak dibiayai swasta, pemerintah federal mendanao beberapa program bagi anak-anak yang dianggap terancam bahaya, maupun bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus, untuk menjamin bahwa setiap anak di negara kita akan menerima manfaat pendidikan.

Setelah didirikan diatas fondasi masa silam yang kuat serta penelitian dan teori masa kini, program pendidikan anak usia dini dewasa ini terus menjadi mtempat khusus dan khas bagi anak-anak usia dibawah 6 tahun. Sekolah dewasa ini menekankan nakuri alami anak-anak, kesukaan berteman, dan senang belajar (Vandewalker, 1980). Falsafah yang menghargai, menghormati, dan melindungi hak anak-anak balita menjalani masa kanak-kanak mereka membuat program-program pendidikan anak usia dini sekarang, seperti halnya dimasa silam, firdaus masa kanak-kanak ( Wibe, 1869).

Dalam program untuk anak balita, para guru berpendidikan tinggi membimbing dan menantang anak-anak ,menghadapi cara belajar baru dengan menerapkan program berdasarkan prinsip-prinsip yang serasi dengan perkembangan. Kelompok kecil demokratis siswa terbentuk tatkala anak-anak berbagi gagasan, menyanyi bersama, serta mendengarkan puisi dan cerita.

Guru yang efektif melibatkan orang tua sebagai mitra dalam pendidikan anak-anak mereka. Para orang tua diminta membuat keputusan mengenai pendidika nak mereka dan untuk ambl bagian secara penuh. Dalam program untuk anak-anak balita sekarang, praktik masa lampau masih hadir, dan digunakn sebagi pembuka masa depan.

Yang menjadi kendala dalam pendidika masa kanak-kanak usia dini dari masa ke masa dan masih ada sampai sekarang adalah kesiapan belajar. Teori maturasionalisme ( G. Stanley Hall, 1844-1929 & Arnold Gesel, 1880-1961), teori behaviorisme (Edward L. Thorndike, 1874-1949) dan teori konstruktivisme (Lev Vygotsky, 1896-1934) telah dipakai untuk menjelaskan kesiapan belajar. Teori-teori ini masing-masing memilik elemahan dan kelebihan, telah diterapkan disekolah untuk balita sekarang ini.

 Pertumbuhan, pembelajaran dan kesiapan belajar, menurut teori maturasionalisme, disebabkan oleh mekanisme psikologi internal dan petumbuhan mereka yang teratur dan  berurutan, bukan oleh pengaruh lngkungan. Teori-teori behaviorisme mengakui bahwa pembelajaran diletakkan dari luar ke individu lewat penguatan yang berasal dari lingkungan sosial, fisik dan psikis. Menurut Skinner, tidak ada kekhawatiran tentang kesiapan belajar, hanya ada masalah tentang bagaimana cara memperkuat respon-respon secara benar. Para penganut konstruktivisme percaya bahwa manusia berkembang lewat serangkaian tingkat yang harus diperhitungkan, tetapi para anak didik bisa dibantu membangun pengertian baru lewat kegiatan sosial,fisik dan mental mereka sendiri dan lewat interaksi dengan lingkungan. Pendapat ini memberi para guru suatu pandangan optimistis tentang kesipan belajar karena begitu mereka mengerti cara anak mengetahui dunia, para guru bisa merencanakan perluasan pengetahuan ini dan membina cara belajar baru.

Kekuatan-kekuatan sosial meningkatkan perhatian pada kesiapan bersekolah. Masing-masing teori itu telah mempengaruhi praktik-praktik kesiapn sekolah. baik teori maturasionalis maupun teori behavioris menyebabkan penundaan anak-anak masuk Taman Kanak-Kanak, penahanan di Taman Kanak-Kanak, atau penempatan ke kelas transisi sebelum masuk kelas satu.

Meskipun demikian, sekolah-sekolah untuk anak-anak balita sekarang ini berdiri kokoh diatas dasar pandangan pembelajaran dan kesiapan belajar konstruktivis. Program-program belajar usia dini terus mempersiapkan anak-anak dengan dan kurikulum yan direncanakan secara baik agar memenuhi kebutuhan semua anak.

Daftar Pustaka
Seefeldt, Carol & Wasik, Barbara. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini : Edisi Kedua. Jakarta: PT. Indeks.