- Teori Piaget. Melalui observasinya, Piaget juga menyakini bahwa perkembangan kognitif terjadi dalam empat tahapan. Masing-masing tahap berhubungan dengan usia dan tersusun dari jalan pikiran yang berbeda-beda. Tahpan Piaget itu adalah fase sensorimotor, praoperasional, operasional konkret, dan operasional formal.
- Tahap sensorimotor. Tahap Piagetian pertama, mulai dari kelahiran sampai sekitar usia dua tahun, dimana bayi membangun pemahaman tentang dunia dengan mengoordinasikan pengalaman indra dengan gerakan motor.
- Tahap praoperasional. Mulai dari sekitar usia 2 sampai 7 tahun. Pemikiran simbolis meningkat tatapi pemikiran operasional belum ada. Tahap pra-operasional bisa dibagi lagi menjadi dua subtahap: fungsi simbolis dan pemikiran intuitif. Subtahap fungsi simbolis terjadi antara usia 2 sampai 4 tahun; berkembangnya kemampuan untuk merepresentasikan objek yang tidak hadir dan meningkatnya pemikiran simbolis;muncul egosentrisme dan animisme. Subtahap pemikiran intuitif dimulai pada usia sekitar 4 tahun dan berlangsung sampai usia 7 tahun. Pada subtahap ini, anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin tahu jawaban dari semua pertanyaan.
- Tahap operasional konkret. Terjadi antara usia 7 smapai 11 tahun. Pada tahap ini anak berpikir secara operasional dan penalran logis menggantikan penalaran intuitif meski hanya dalam situasi konkret. Kemampuan klasifikasi sudah ada tetapi belum bisa memahami problem abstrak.
- Tahap operasional formal. Muncul antara usia 11 hingga 15 tahun. Dalam tahap ini pemikiran remaja lebih abstrak, idealistis dan logis
- Teori Vygotsky. Ada 3 klaim dalam inti pandangan Vygotsky (Tappan, 1998):
- Keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila dianalisis dan diinterpretasikan secara developmental. Menurut Vygotsky, menggunakan pendekatan developmental berarti memahami fungsi kognitif anak dengan memeriksa asal usulnya dan transformasinya dari bentuk awal ke bentuk selanjutnya.
- Klaim kedua Vygotsky, yaitu untuk memahami fungsi kognitif kita harus memeriksa alat yang memperentarai dan membentuknya, membuat Vygotsky percaya bahwa bahasa adalah alat yang paling penting ( Robbins, 2001). Vygotsky berpendapat bahwa pada masa kanak-kanak awal, bahasa mulai digunakan sebagai alat yang membantu anak-anak untuk merancang aktivitas dan memecahkan problem.
- Klaim ketiga Vygotsky menyatakan bahwa kemampuan kognitif berasal dari hubungan sosial dan kultur. Vygotsky mengatakan bahwa perkembangan anak tidak dapat dipisahkan dari kegiatan sosial dan kultur (Holland, dkk. 2001). Dia percaya bahwa perkembangan memori, perhatian dan nalar melibatkan pembelajaran untuk menggunakan alat yang ada dalam masyarakat, seperti bahasa, sistem matematika, dan strategi memori.
- Pengkomdisian Klasik ( Ivan Pavlov) adalah tipe pembelajaran dimana suatu organisme belajar untuk mengaitkan atau mengasosiasikan stimuli. Dalam pengkondisian klasik, stimulus netral (seperti melihat seseorang) diasosiasikan dengan stimulus yang bermakna (seperti makanan) dan menimbulkan kapasitas untuk mengeluarkan respons yang sama.
- Pengkondisian Operan ( B.F Skinner) adalah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi.
- Teori Kognitif Bandura. Teori ini menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif, dan juga faktor prilaku, memainkan peran penting dalam pembelajaran.
Asumsi sementara saya adalah, dari ketiga pendekaan diatas tidaka ada pendekatan yang paling baik atau pendekatan yang paling buruk yang dapat digunakan alam pembelajaran. Semuanya memiliki kelebihan dan ekurangannya masing-masing. Seperti halnya ketika kita ditanya "mana yang lebih baik laki-laki atau perempuan?" pasti jawaban kita adalah tidak ada yang lebih baik diantara keduanya. Keduanya sama-sama baik dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Begitu juga halnya dengan ketiga pendekatan diatas. Dan yang terpenting adalah masing-masing dari ketiga pendekatan diatas memiliki kapasitas atau jenis ruang lingkup masalah pembelajarannya sendir-sendiri. Maing-masing bisa baik dan efektif bila digunakan pada situasi-situasi tertentunya.
Daftar Pustaka
Santrock, John W.2010.Psikologi Pendidikan Edisi Kedua.Jakarta : Kencana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar