Senin, 22 Oktober 2012

RESUME JURNAL TENTANG TEORI PEMROSESAN INFORMASI


Posting kali ini akan saya isi dengan mereview jurnal tentang teori pemrosesan informasi. Berikut adalah identitas jurnal yang akan saya review
Judul               : Pemrosesan Informasi Dalam Belajar Gerak
Penulis             : Slamet Riyadi
Pekerjaan         : Dosen Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga JPOK FKIP UNS
Link Jurnal      : ejournal.utp.ac.id/index.php/JIS/article/view/14/13


Jurnal ini berkaitan dengan teori pemrosesan informasi yang menjadi materi dikelas Psikologi Belajar. Terlebih lagi pembahasan jurnal yang mengaitkan proses belajar gerak dengan pemrosesan informasi. Hal ini menguatkan saya untuk mereview jurnal tersebut karena pembahasannya dengan proses belajar yang sesuai dengan materi dikelas Psikologi Belajar.

RESUME

A.  Pendahuluan
Ketika orang berjalan, berlari, melempar dan memukul bola dalam berbagai permainan seperti tenis, softball, memainkan piano atau menari, mereka melakukan sesuatu dalam upaya mencapai suatu jenis keahlian yang disebut keterampilan gerak

Perubahan keterampilan gerak dalam belajar gerak merupakan indikasi terjadinya proses belajar gerak yang dilakukan oleh peserta didik. Proses penguasaan keterampilan gerak, tidak terlepas dari penguasaan dan pemrosesan informasi yang diterima selama proses pembelajaran oleh peserta didik. 

Output dari pemrosesan informasi menghasilkan gerakan, sebagai salah satu bentuk umpan balik sensori dari proses belajar gerak. Agar peserta didik memiliki keterampilan dan kemampuan dalam merespon dan mengantisipasi setiap gerakan dalam pembelajaran gerak, maka pengetahuan mengenai pemrosesan informasi dalam belajar gerak perlu dipahami dengan benar.


B.  Belajar Gerak
Belajar adalah suatu perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau dalam potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman, demikian pendapat yang dikemukakan oleh Hergenhan dan Olson (1993). Belajar Gerak serangkaian gerak yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman yang mengarah pada perubahan kemampuan seseorang yang relatif permanen untuk menampilkan gerakan-gerakan yang terampil.

            Faktor situasi belajar merupakan salah satu faktor yang akan memberikan pengaruh dalam proses pembelajaran gerak. Dalam belajar gerak, situasi belajar berhubungan dengan analisis kemampuan individu subyek belajar dan profil tugas yang kelak dilakukanya. Dengan memahami potensi indvidu dan tujuan yang hendak dicapai maka dapat diciptakan situasi belajar yang kondusif. Rancang bangun yang efektif dari situasi belajar akan memberikan kontribusi yang nyata terhadap rangkaian proses pemerolehan keterampilan gerak. Pada tahap manapun dari rangkaian belajar gerak senantiasa dibutuhkan situasi belajar yang kondusif.

C.  Tahapan Belajar Gerak
Dalam kaitannya dengan pemrosesan informasi dalam belajar gerak, peserta didik akan melalui beberapa tahapan yaitu: 1. tahap formasi rencana, 2. tahap latihan dan 3. tahap otomatisasi. Secara rinci setiap tahapan dalam pembelajaran gerak kaitannya dengan pemrosesan informasi, dapat diuraikan sebagai berikut:
1.    Tahap formasi rencana
Tahap formasi rencana merupakan tahap di mana seseorang sedang menerima rangsangan pada alat-alat reseptornya sebagai masukan bagi sistem memorinya.
2.    Tahap latihan
Pada tahap ini di mana pola gerak yang telah terbentuk dalam sistem memori sedang diunjuk kerjakan. Unjuk kerja keterampilan pada awalnya dilakukan dengan tingkat koordinasi yang rendah.
3.    Tahap otomatisasi
Tahap ini meruapakan tahap akhir dari rangkaian proses belajar. Gerakkan otomatisasi merupakan hasil dari latihan yang dilakukan dengan efektif.
 
D.  Informasi
Dalam melakukan aktivitas fisik sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan yang masuk lewat input sensori. Input biasanya diwakili oleh sebuah stimulus yang dihadirkan selama pembelajaran gerak, yang lebih sering hadir dalam konteks stimulus lingkungan yang bertumpuk-tumpuk. Stimulus yang masuk melalui berbagai macam input sensori inilah yang disebut dengan informasi. 

Individu memilih informasi secara langsung melalui sistem indera mereka, sehingga mereka menjadi lebih mahir dalam menerima dan merespons informasi yang datang. Prinsip-prinsip model pemrosesan informasi, pada dasarnya hampir sama dengan prinsip dalam teori stimulus dan respon. Teori proses pengolahan informasi berkaitan erat dengan tahapan saat seseorang menerima masukan dan memproses informasi menjadi rencana gerak dalam memorinya. Kemudian, proses adaptasi tampak pada mekanisme dari perencanaan gerak menjadi suatu unjukkerja keterampilan gerak seseorang.

E.  Tahap-Tahap Pemrosesan Informasi
Sebelum respons kinetik diberikan terhadap suatu stimuli, informasi akan dianalisis melalui;
1. Identifikasi stimulus sebagai persepsi
Tahap pengenalan rangsang (stimuli identification) merupakan tahap penginderaan, yang menganalisis informasi dari berbagai sumber seperti pandangan, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan sebagainya. Identifikasi stimulus merupakan awal dari rangkaian pengenalan stimulus yang diterima seseorang dengan memberikan analisis terhadap lingkungan dari suatu sumber informasi, bentuk informasi, sentuhan, penglihatan dan pendengaran. Hasil identifikasi stimulus ini akan menjadi bentuk yang representatif bagi seleksi respons yang harus diberikan terhadap suatu bentuk stimuli.

2. Seleksi respons sebagai keputusan
Pada tahap seleksi respons akan dilakukan seleksi terhadap berbagai kemungkinan respons yang harus diberikan terhadap suatu stimuli, selanjutnya seleksi respons akan disesuaikan dengan keadaan lingkungan. Berbagai kemungkinan bentuk gerak akan diprogramkan untuk memberikan respons, atas stimuli yang muncul.

Tahapan pemilihan respon dimulai ketika tahapan pertama memberikan informasi tentang hakikat dari rangsangan yang masuk. Selanjutnya tugas pemilihan respon ini adalah untuk menentukan gerakan apa yang harus dibuat, sesuai dengan rangsangan. Tahap ini adalah serupa dengan mekanisme penerjemahan antara masukan indera dan luaran gerakan

3. Pemrograman respon sebagai aksi
Dalam pemrograman respons dilakukan pengorganisasian tugas dari sistem motorik sebagai dasar respons kinetik. Sebelum respons kinetik sebagai jawaban dimunculkan, maka program respons akan mempertimbangkan bentuk stimulus yang telah diidentifikasi pada tahap sebelumnya. Bila tahapan rangkaian proses pengolahan informasi telah dilakukan, maka pola rencana gerak telah terbentuk dalam memori seseorang. Pola rencana gerak yang berinteraksi dengan lingkungan stimulus pada akhirnya akan menjadi respons kinetik seperti yang ditampilkan oleh seseorang.

F.   Memori
Pada umumnya para ahli memandang ingatan sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa lalu. Proses manusia memunculkan kembali tiap kejadian pengalaman pada masa lalunya, membutuhkan kemampuan mengingat kembali yang baik. Sebelum seseorang mengingat suatu informasi atau sebuah kejadian dimasa lalu, ternyata ada beberapa tahapan yang harus dilalui ingatan untuk bisa muncul kembali. Tiga tahapan utama pembentukan dan pengambilan memori dalam proses pengolahan informasi tersebut, adalah:
o  Encoding atau pendaftaran (menerima, pengolahan dan menggabungkan informasi  yang diterima)
o  Penyimpanan (penciptaan catatan permanen dari informasi yang dikodekan)
o  Retrieval , mengingat atau ingatan (memanggil kembali informasi yang disimpan dalam menanggapi beberapa isyarat untuk digunakan dalam proses atau kegiatan)

G.  Pemrosesan Informasi Dalam Belajar Gerak
Respons kinetik sebagai keluaran dari suatu proses sistem akan berhubungan dengan kecepatan memberikan reaksi dan pengambilan keputusan. Pengolahan informasi pada saat melakukan aktivitas keterampilan telah melalui tiga tahapan, yaitu: masukan (input), pengambilan keputusan dan keluaran (output).
1.    Masukan (input)
Masukan (Input) merupakan informasi yang diperoleh secara sadar dari lingkungan atau luar, yang selanjutnya untuk memutuskan tanggapan yang harus dilakukan. Dalam penguasaan keterampilan, masukan ini merupakan tahap bagaimana seseorang mempertimbangkan informasi yang masuk atau dirasakan dari luar untuk kemudian menginterprestasikan penting atau tidaknya respon tersebut. Misalnya, dalam permainan tenis lapangan yaitu pada saat pemain akan mengantisipasi datangnya bola dari pukulan lawan, apakah bola akan dikembalikan dengan pukulan spin atau drop shot pada saat pemain melakukan persepsi datangnya bola.

Persepsi tersebut biasanya sangat tergantung pada memori atau pengalaman yang diperoleh sebelumnya. Kemudian dilakukan pengambilan keputusan untuk menentukan keterampilan gerak apa yang akan dilakukan. Setelah pengambilan keputusan selesai, maka akan terjadi pemrograman respon untuk menghasilkan output geraknya. Dan selanjutnya dilakukan umpan balik untuk mengetahui apakah keterampilan gerak yang dilakukan sudah sesuai dengan apa yang diinginkan atau tidak.

2.    Pengambilan Keputusan (decision making)
Kemampuan perseptual dalam pengolahan informasi merupakan penyedia informasi untuk mengambil suatu keputusan dalam suatu aktivitas fisik. Pengambilan Keputusan merupakan tahapan dimana didalamnya telah terjadi pemrosesan, yaitu: mengenali informasi yang diperoleh, pemrosesan dalam memori, dan mempersepsi masukan untuk menghasilkan suatu keluaran (output) yang dinginkan. Kemampuan pengambilan keputusan tersebut dipengaruhi faktor keterampilan yang dimiliki seseorang.
 Kemampuan untuk membuat keputusan dalam pengolahan informasi suatu keterampilan dalam olahraga tergantung dari beberapa hal, yaitu: efisiensi organ dalam melakukan gerak, intensitas stimulus dan kemampuan untuk menginterpretasikan stimulus dengan tepat (kemampuan perseptual). Untuk memberikan respons kinetik dengan cepat dan tepat, menurut Abdoellah (1987:45) berkaitan dengan potensi kemampuan gerak yang dimiliki oleh seseorang.
Masalah yang serius dalam pembelajaran Pendidikan jasmani dan olahraga kesehatan adalah informasi yang diberikan kepada siswa terlalu banyak. Kondisi ini tentunya akan mempengaruhi keterampilan yang dikuasai siswa, karena informasi yang ditangkap oleh siswa tidak dapat diinterpretasikan dalam keterampilan. Oleh karena itu dalam pembelajaran penjasorkes, pengajar sebaiknya meminimalisir informasi yang diberikan kepada siswa, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

3.    Keluaran (output)
Dalam belajar gerak, output merupakan tanggapan seseorang yang ditunjukkan dalam suatu keterampilan setelah dilakukan pemrosesan informasi. Output keterampilan ini nantinya dapat dijadikan dasar atau ukuran dalam pengambilan keputusan, apakah keterampilan yang dilakukan perlu adanya perbaikan atau dilanjutkan pada tingkat keterampilan yang lain. Biasanya keterampilan tersebut dimulai dari yang mudah ke yang lebih sulit. Untuk itu perlu adanya umpan balik (feedback) untuk mengevaluasi keterampilan tersebut.

Kesimpulan
Pada dasarnya belajar gerak merupakan suatu proses belajar yang bertujuan untuk mengembangkan berbagai keterampilan gerak secara efektif dan efisien. Perubahan keterampilan gerak dalam belajar gerak merupakan indikasi terjadinya proses belajar gerak yang dilakukan oleh peserta didik. Dengan demikian, keterampilan gerak yang diperoleh bukan hanya dipengaruhi oleh faktor kematangan gerak melainkan juga oleh faktor proses belajar gerak.
Pemberian pengalaman gerak yang luas kepada anak merupakan tindakan yang bijaksana dalam usaha mempengaruhi perkembangan anak. Melalui gerak, pada dasarnya anak sedang mengadakan interaksi dan komunikasi dengan dunia luar dalam usaha melengkapi pengatahuan dan sikapnya. Pengaruh dari proses belajar terhadap ranah kognitif dan afektif bukanlah pengaruh tidak langsung melainkan pengaruh langsung seperti halnya terhadap perkembangan gerak.
Jadi pemrosesan informasi dalam kognitif seorang anak berpengaruh terhadap proses belajarnya.Dalam hal ini pemrosesan informasi berpengaruh terhadap proses pembelajaran gerak pada siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar