Posting kali ini akan saya isi dengan mereview jurnal tentang teori
pemrosesan informasi. Berikut adalah identitas jurnal yang akan saya review
Judul : Pemrosesan Informasi Dalam Belajar Gerak
Penulis :
Slamet Riyadi
Pekerjaan : Dosen Program Studi Pendidikan
Kepelatihan Olahraga JPOK FKIP UNS
Link
Jurnal : ejournal.utp.ac.id/index.php/JIS/article/view/14/13
Jurnal ini berkaitan dengan teori pemrosesan informasi yang menjadi
materi dikelas Psikologi Belajar. Terlebih lagi pembahasan jurnal yang mengaitkan
proses belajar gerak dengan pemrosesan informasi. Hal ini menguatkan saya untuk
mereview jurnal tersebut karena pembahasannya dengan proses belajar yang sesuai
dengan materi dikelas Psikologi Belajar.
RESUME
A.
Pendahuluan
Ketika orang berjalan, berlari, melempar dan memukul bola dalam
berbagai permainan seperti tenis, softball, memainkan piano atau menari, mereka
melakukan sesuatu dalam upaya mencapai suatu jenis keahlian yang disebut keterampilan
gerak.
Perubahan keterampilan gerak dalam belajar gerak merupakan indikasi
terjadinya proses belajar gerak yang dilakukan oleh peserta didik. Proses
penguasaan keterampilan gerak, tidak terlepas dari penguasaan dan pemrosesan
informasi yang diterima selama proses pembelajaran oleh peserta didik.
Output dari pemrosesan informasi menghasilkan gerakan, sebagai salah
satu bentuk umpan balik sensori dari proses belajar gerak. Agar peserta didik
memiliki keterampilan dan kemampuan dalam merespon dan mengantisipasi setiap
gerakan dalam pembelajaran gerak, maka pengetahuan mengenai pemrosesan
informasi dalam belajar gerak perlu dipahami dengan benar.
B.
Belajar Gerak
Belajar adalah suatu perubahan yang relatif permanen dalam perilaku
atau dalam potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman, demikian pendapat
yang dikemukakan oleh Hergenhan dan Olson (1993). Belajar Gerak serangkaian
gerak yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman yang mengarah pada
perubahan kemampuan seseorang yang relatif permanen untuk menampilkan
gerakan-gerakan yang terampil.
Faktor situasi belajar merupakan
salah satu faktor yang akan memberikan pengaruh dalam proses pembelajaran
gerak. Dalam belajar gerak, situasi belajar berhubungan dengan analisis
kemampuan individu subyek belajar dan profil tugas yang kelak dilakukanya.
Dengan memahami potensi indvidu dan tujuan yang hendak dicapai maka dapat
diciptakan situasi belajar yang kondusif. Rancang bangun yang efektif dari
situasi belajar akan memberikan kontribusi yang nyata terhadap rangkaian proses
pemerolehan keterampilan gerak. Pada tahap manapun dari rangkaian belajar gerak
senantiasa dibutuhkan situasi belajar yang kondusif.
C.
Tahapan Belajar Gerak
Dalam kaitannya dengan pemrosesan informasi dalam belajar gerak,
peserta didik akan melalui beberapa tahapan yaitu: 1. tahap formasi rencana, 2.
tahap latihan dan 3. tahap otomatisasi. Secara rinci setiap tahapan dalam
pembelajaran gerak kaitannya dengan pemrosesan informasi, dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Tahap formasi rencana
Tahap formasi rencana merupakan tahap di mana seseorang
sedang menerima rangsangan pada alat-alat reseptornya sebagai masukan bagi
sistem memorinya.
2. Tahap latihan
Pada tahap ini di mana pola gerak yang telah terbentuk
dalam sistem memori sedang diunjuk kerjakan. Unjuk kerja keterampilan pada
awalnya dilakukan dengan tingkat koordinasi yang rendah.
3. Tahap otomatisasi
Tahap ini meruapakan tahap akhir dari rangkaian proses
belajar. Gerakkan otomatisasi merupakan hasil dari latihan yang dilakukan
dengan efektif.
D.
Informasi
Dalam melakukan aktivitas fisik sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
lingkungan yang masuk lewat input sensori. Input biasanya diwakili oleh sebuah
stimulus yang dihadirkan selama pembelajaran gerak, yang lebih sering hadir
dalam konteks stimulus lingkungan yang bertumpuk-tumpuk. Stimulus yang masuk melalui
berbagai macam input sensori inilah yang disebut dengan informasi.
Individu memilih informasi secara langsung melalui sistem indera
mereka, sehingga mereka menjadi lebih mahir dalam menerima dan merespons
informasi yang datang. Prinsip-prinsip model pemrosesan informasi, pada
dasarnya hampir sama dengan prinsip dalam teori stimulus dan respon. Teori
proses pengolahan informasi berkaitan erat dengan tahapan saat seseorang
menerima masukan dan memproses informasi menjadi rencana gerak dalam memorinya.
Kemudian, proses adaptasi tampak pada mekanisme dari perencanaan gerak menjadi
suatu unjukkerja keterampilan gerak seseorang.
E.
Tahap-Tahap Pemrosesan Informasi
Sebelum respons kinetik diberikan terhadap suatu stimuli, informasi
akan dianalisis melalui;
1. Identifikasi stimulus
sebagai persepsi
Tahap pengenalan rangsang (stimuli identification)
merupakan tahap penginderaan, yang menganalisis informasi dari berbagai sumber
seperti pandangan, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan sebagainya.
Identifikasi stimulus merupakan awal dari rangkaian pengenalan stimulus yang
diterima seseorang dengan memberikan analisis terhadap lingkungan dari suatu
sumber informasi, bentuk informasi, sentuhan, penglihatan dan pendengaran.
Hasil identifikasi stimulus ini akan menjadi bentuk yang representatif bagi
seleksi respons yang harus diberikan terhadap suatu bentuk stimuli.
2. Seleksi respons sebagai
keputusan
Pada tahap seleksi respons akan dilakukan seleksi terhadap
berbagai kemungkinan respons yang harus diberikan terhadap suatu stimuli,
selanjutnya seleksi respons akan disesuaikan dengan keadaan lingkungan.
Berbagai kemungkinan bentuk gerak akan diprogramkan untuk memberikan respons,
atas stimuli yang muncul.
Tahapan pemilihan respon dimulai ketika tahapan pertama
memberikan informasi tentang hakikat dari rangsangan yang masuk. Selanjutnya
tugas pemilihan respon ini adalah untuk menentukan gerakan apa yang harus
dibuat, sesuai dengan rangsangan. Tahap ini adalah serupa dengan mekanisme
penerjemahan antara masukan indera dan luaran gerakan
3. Pemrograman respon sebagai
aksi
Dalam pemrograman respons dilakukan pengorganisasian tugas
dari sistem motorik sebagai dasar respons kinetik. Sebelum respons kinetik
sebagai jawaban dimunculkan, maka program respons akan mempertimbangkan bentuk
stimulus yang telah diidentifikasi pada tahap sebelumnya. Bila tahapan
rangkaian proses pengolahan informasi telah dilakukan, maka pola rencana gerak
telah terbentuk dalam memori seseorang. Pola rencana gerak yang berinteraksi
dengan lingkungan stimulus pada akhirnya akan menjadi respons kinetik seperti
yang ditampilkan oleh seseorang.
F.
Memori
Pada umumnya para ahli memandang ingatan sebagai hubungan
antara pengalaman dengan masa lalu. Proses manusia memunculkan kembali tiap
kejadian pengalaman pada masa lalunya, membutuhkan kemampuan mengingat kembali
yang baik. Sebelum seseorang mengingat suatu informasi atau sebuah kejadian
dimasa lalu, ternyata ada beberapa tahapan yang harus dilalui ingatan untuk
bisa muncul kembali. Tiga tahapan utama pembentukan dan pengambilan memori
dalam proses pengolahan informasi tersebut, adalah:
o Encoding atau
pendaftaran (menerima, pengolahan dan menggabungkan informasi yang diterima)
o Penyimpanan (penciptaan
catatan permanen dari informasi yang dikodekan)
o Retrieval , mengingat atau ingatan (memanggil kembali informasi
yang disimpan dalam menanggapi beberapa isyarat untuk digunakan dalam proses
atau kegiatan)
G. Pemrosesan Informasi Dalam
Belajar Gerak
Respons kinetik sebagai keluaran dari
suatu proses sistem akan berhubungan dengan kecepatan memberikan reaksi dan
pengambilan keputusan. Pengolahan informasi pada saat melakukan aktivitas
keterampilan telah melalui tiga tahapan, yaitu: masukan (input), pengambilan
keputusan dan keluaran (output).
1.
Masukan (input)
Masukan (Input) merupakan informasi yang diperoleh secara
sadar dari lingkungan atau luar, yang selanjutnya untuk memutuskan tanggapan
yang harus dilakukan. Dalam penguasaan keterampilan, masukan ini merupakan
tahap bagaimana seseorang mempertimbangkan informasi yang masuk atau dirasakan
dari luar untuk kemudian menginterprestasikan penting atau tidaknya respon
tersebut. Misalnya, dalam permainan tenis lapangan yaitu pada saat pemain akan
mengantisipasi datangnya bola dari pukulan lawan, apakah bola akan dikembalikan
dengan pukulan spin atau drop shot pada saat pemain melakukan persepsi
datangnya bola.
Persepsi tersebut biasanya sangat
tergantung pada memori atau pengalaman yang diperoleh sebelumnya. Kemudian
dilakukan pengambilan keputusan untuk menentukan keterampilan gerak apa yang
akan dilakukan. Setelah pengambilan keputusan selesai, maka akan terjadi
pemrograman respon untuk menghasilkan output geraknya. Dan selanjutnya
dilakukan umpan balik untuk mengetahui apakah keterampilan gerak yang dilakukan
sudah sesuai dengan apa yang diinginkan atau tidak.
2.
Pengambilan Keputusan (decision
making)
Kemampuan perseptual dalam pengolahan
informasi merupakan penyedia informasi untuk mengambil suatu keputusan dalam
suatu aktivitas fisik. Pengambilan Keputusan merupakan tahapan dimana
didalamnya telah terjadi pemrosesan, yaitu: mengenali informasi yang diperoleh,
pemrosesan dalam memori, dan mempersepsi masukan untuk menghasilkan suatu
keluaran (output) yang dinginkan. Kemampuan pengambilan keputusan tersebut
dipengaruhi faktor keterampilan yang dimiliki seseorang.
Kemampuan untuk membuat keputusan dalam
pengolahan informasi suatu keterampilan dalam olahraga tergantung dari beberapa
hal, yaitu: efisiensi organ dalam melakukan gerak, intensitas stimulus dan
kemampuan untuk menginterpretasikan stimulus dengan tepat (kemampuan
perseptual). Untuk memberikan respons kinetik dengan cepat dan tepat, menurut
Abdoellah (1987:45) berkaitan dengan potensi kemampuan gerak yang dimiliki oleh
seseorang.
Masalah yang serius dalam pembelajaran
Pendidikan jasmani dan olahraga kesehatan adalah informasi yang diberikan
kepada siswa terlalu banyak. Kondisi ini tentunya akan mempengaruhi
keterampilan yang dikuasai siswa, karena informasi yang ditangkap oleh siswa
tidak dapat diinterpretasikan dalam keterampilan. Oleh karena itu dalam pembelajaran
penjasorkes, pengajar sebaiknya meminimalisir informasi yang diberikan kepada
siswa, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai.
3.
Keluaran (output)
Dalam belajar gerak, output merupakan
tanggapan seseorang yang ditunjukkan dalam suatu keterampilan setelah dilakukan
pemrosesan informasi. Output keterampilan ini nantinya dapat dijadikan dasar
atau ukuran dalam pengambilan keputusan, apakah keterampilan yang dilakukan
perlu adanya perbaikan atau dilanjutkan pada tingkat keterampilan yang lain.
Biasanya keterampilan tersebut dimulai dari yang mudah ke yang lebih sulit.
Untuk itu perlu adanya umpan balik (feedback) untuk mengevaluasi keterampilan
tersebut.
Kesimpulan
Pada dasarnya belajar gerak merupakan
suatu proses belajar yang bertujuan untuk mengembangkan berbagai keterampilan
gerak secara efektif dan efisien. Perubahan keterampilan gerak dalam belajar
gerak merupakan indikasi terjadinya proses belajar gerak yang dilakukan oleh
peserta didik. Dengan demikian, keterampilan gerak yang diperoleh bukan hanya
dipengaruhi oleh faktor kematangan gerak melainkan juga oleh faktor proses
belajar gerak.
Pemberian pengalaman gerak yang luas
kepada anak merupakan tindakan yang bijaksana dalam usaha mempengaruhi
perkembangan anak. Melalui gerak, pada dasarnya anak sedang mengadakan
interaksi dan komunikasi dengan dunia luar dalam usaha melengkapi pengatahuan
dan sikapnya. Pengaruh dari proses belajar terhadap ranah kognitif dan afektif
bukanlah pengaruh tidak langsung melainkan pengaruh langsung seperti halnya
terhadap perkembangan gerak.
Jadi pemrosesan informasi dalam
kognitif seorang anak berpengaruh terhadap proses belajarnya.Dalam hal ini
pemrosesan informasi berpengaruh terhadap proses pembelajaran gerak pada siswa.