Bahasa Tubuh di Korea
1. Acungan jempol yang berarti ‘yang terbaik’, ‘nomor satu’ atau ‘bos’.
2. Menghitung dengan melipat jarinya dari ibu jari berurutan ke arah kelingking dengan satu tangan
3. Meletakkan ibu jari di antara telunjuk dan jari tengah pada tangan yang sama atau menggosokkan telapak tangan yang terbuka di atas kepalan tangan yang lain berarti hubungan seksual.
4. Membentuk lingkaran dengan ibu jari dan telunjuk berarti uang
5. Membuat lingkaran berkali-kali dengan jari telunjuk di jidat, ini menyatakan “gila”
6. Menunjuk pada dirinya sendiri dengan menunjuk dadanya dengan jari jempol
7. Untuk menyatakan tidak punya uang, orang Korea menyatukan jempol dan telunjuk kemudian digerakkan
8. Melambaikan tangan dengan telapak menghadap ke luar dengan gerakan vertikal berarti ‘selamat jalan’ di Indonesia, sedang di Korea itu berarti mengundang orang untuk mendekat
9. Sebagai bentuk salam, umumnya orang Indonesia menggunakan jabat tangan dan cium pipi, sedangkan di Korea membungkukkan badan dan jabat tangan. Dalam hal jabat tangan terdapat perbedaan pula antara Indonesia dan Korea. Di Indonesia umumnya yang muda mengajak jabat tangan, sedangkan di Korea yang muda menunggu ajakan jabat tangan dari yang tua.
Bahasa Tubuh di Jepang
Dalam budaya Jepang cara menghormat dengan membungkukkan badan, misalnya saat mengucapkan terima kasih, permintaan maaf, memberikan ijazah saat wisuda, dsb disebut dengan ojigi. Terdapat dua jenis ojigi, yaitu :
1. Ritsurei, yaitu ojigi yang dilakukan sambil berdiri. Saat melakukan ojigi, untuk pria biasanya sambil menekan pantat untuk menjaga keseimbangan, sedangkan wanita biasanya menaruh kedua tangan di depan badan.
2. Zarei adalah ojigi yang dilakukan sambil duduk
3. Perempuan Jepang menggenggam keempat jemarinya, kecuali kelingking untuk menyatakan makna bahwa dirinya sudah terikat hubungan dengan orang lain.
4. Tradisi jabat tangan untuk menunjukkan keramahtamahan dan kehangatan.
Bahasa Tubuh diberbagai Negara Lainnya
Ø Fiji. Bersalaman adalah cara untuk memulai perkenalan dengan orang asing, bahkan menjadi tradisi tetap. Bersalaman dengan warga Fiji dapat berlangsung cukup lama, biasanya bahkan hingga percakapan Anda dengan orang Fiji tersebut berakhir.
Ø Nepal. Melangkahi kaki orang yang sedang duduk berselonjor adalah perilaku yang sangat buruk. Jangan lupa bila berkunjung ke kuil, jangan duduk di bantal biarawan, meskipun sedang tidak ada yang duduk di sana. Ketika berkeliling kuil, berjalan searah jarum jam sangat dianjurkan.
Ø Italia. Salam pertemuan mereka tidak hanya genggaman tangan, tapi juga mencium pipi kanan dan kiri. Berdorong-dorongan di tempat publik tidak dianggap kasar di Italia, hanya hal biasa untuk menunjukkan keakraban di antara mereka.
Ø Rusia. Berjabat tangan di ambang pintu dianggap sial. Orang Rusia sangat menghindari berbicara atau berjabat tangan dengan petugas hotel di ambang pintu.
Ø Inggris. Menunjukkan jari tengah dan telunjuk bersamaan dengan telapak tangan menghadap ke arah Anda akan dianggap sangat tidak sopan.
Ø Maroko. Bersalaman bagi orang Maroko akan berlangsung lama . Pertama adalah bersalaman dengan tangan kanan kemudian menyentuh ke arah dada kiri (jantung), untuk menyatakan ‘senang bertemu dengan Anda’. Kemudian dilanjutkan dengan mencium pipi kanan dan kiri (meskipun hanya diperbolehkan sesama laki-laki atau perempuan) dan mengucapkan hal-hal seperti “Apa kabar?” “Bagaimana kabar orangtua Anda” dan “Baraka! (ucapan selamat)”.
Ø India. Untuk menyatakan makna setuju, orang India akan mengayunkan kepala dengan membentuk gerakan seperti angka delapan (geleng-geleng kepala).
Ø Tibet. Untuk menyatakan selamat datang orang Tibet melakukan dengan menggesek-gesekkan hidungnya dengan hidung teman. Orang Tibet juga akan menjulurkan lidahnya sebagai sapaan untuk menyambut tamu, yang bagi orang Indonesia tindakan demikian diartikan sebagai mengejek, seperti berikut.
Ø Arab. Jika orang Indonesia (khususnya suku Jawa) menjulurkan tangannya ke bawah sambil berjalan membungkukkan badan sebagai pertanda meminta permisi untuk lewat di hadapan orang lain, maka tidak demikian dengan orang Arab. Untuk maksud yang sama, orang Arab justru melakukannya dengan memegang kepala orang yang dilewatinya, bagi orang Indonesia hal ini dianggap sebagai tindakan yang sangat tidak sopan.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar