Selasa, 03 Mei 2011

Pendidikan Untuk Orang Dewasa


Perbaikan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia, dan kemajuan-kemajuan teknologi umunya, memberi dorongan dan kesempatan orang dewasa untuk kembali belajar, baik meneruskan pendidikan yang dirasa belum selesai, maupun belajar hal-hal baru (autodidak).
Sebagai konselor, pengetahuan mengenai pendidikan orang dewasa ini penting, yaitu untuk membantu orang dewasa belajar kembali, melalui pelatihan dan kursus. Banyak kursus-kursus dibuka bagi orang dewasa. Di Amerika Serikat kursus-kursus semacam ini banyak merupakan program yang disebut “Adult Education”. Ada hal yang berbeda antara pendidikan anak-anak dan pendidikan orang dewasa. Pendidikan bagi orang dewasa perlu disusun sedemikian rupa agar memberi pengalaman-pengalaman yang dapat mencapai tujuan pendidikan. 4 hal yang perlu diperhatikan adalah :
1.      Membantu peserta didik agar bemotivasi berubah
2.      Membantu peserta didik untuk mencerna informasi dan pengalaman secara efektif
3.      Membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, nilai-nilai dan sikap, atau ide-ide kreatif
4.      Membantu peserta didik untuk mentransfer hal-hal yang dipelajari agar diterapkan dalam kehidupan nyata atau kehidupan sehari-hari
Motivasi merupkan hal penting dalam mendidik orang dewasa yang merupakan tenaga dorong untuk :
1.      Menyerap informasi dan mengolahnya
2.      Mengubah informasi yang didapat ini menjadi suatu hasil ( pengetahuan, prilaku, ketrampilan, sikap, kreativitas)
3.      Menerapkan hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari
Agar motivasi untuk belajar ini terpelihara, pendidik perlu menciptakan suasana belajar yang positif dan meyajikan langkah-langkah yang mendorong peserta didik unutk ingin belajar dan ingin menerapkan hal-hal yang dipelajari.
Agar tercipta suasana belajar yang berorientasi manusia dewasa, paling tidak ada 4 pedoman dalam memperlakukan mereka, yaitu :
1.      Pengajar menyadari bahwa nantinya peserta didik akan mempraktekkan hal-hal yang dipelajari dalam kehidupan nyata, dan bahwa mereka sendirilah yang mempertanggungjawabkan penerapan ini.
2.      Pengajar mengakui terus terang sejak dari permulaan, bahwa suksesnya program pendidikan ini adalah hasil kerjasama peserta dan pengajar. Bahwa pengajar telah mempersiapkan pelajaran sesesuai mungkin dengan kebutuhab, namun peserta didik hendaknya mengubah cara belajar ini sesuai dengan kebutuhan masing-masing, dan sesuai dengan penerapan dalam “dunia” masing-masing.
3.      Kegiatan-kegiatan hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga memperjelas tujuan belajar masing-masing peserta dan membantu mereka untuk merencanakn penerapannya.
4.      Ciptakan suasana pemecahan masalah orang dewasa di dalam kelas, agar hubungan pengajar dan peserta didik tidak lagi seperti guru dengan murid, tetapi klien dengan konsultan/konselor. Karena itu kelas peru dirancang sehingga terciptanya lingkungan fisik yang memungkinkan kerja sama dan mengurangi jarak antara peserta didik dengan pengajar.
Jadi pendidikan itu tidak hanya bagi anak yang berusia sekolah saja. Tetapi orang dewasapun juga memerlukan pendidikan. Tentunya dengan memperhatiikan kebutuhan masing-masing peserta yang akan dididik.
Demikianlan sedikit tentang hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusuna program pendidikan untuk orang dewasa. Semoga ini bermanfaat bagi pembaca dan saya sebagai penulis. 

DAFTAR PUSTAKA 
Sukadji, S. 2000. Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah. Depok: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan (L.P.S,P3) Fakultas Psikologi UNIVERSITAS INDONESIA.

1 komentar: